Rangkuman Bahasa Indonesia Untuk UNBK




Assalamualaikum Wr.Wb
  Saat ini saya sedang menghadapi UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) nah, pada postingan kali ini saya cuman mau nge – share catatan tentang rangkuman bahasa indonesia yang sudah saya pelajari dari kelas 10 SMK.Oke semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.



Bagi yang males nge – scroll nih daftar list materinya tinggal klik:
MAJAS

 MAJAS PERBANDINGAN


1. Majas Perumpamaan (Asosiasi)
Ciri majas Asosiasi ini adalah adanya kata penghubung: ibarat, bagai, laksana, seumpama, bagaikan, bak dan lain sejenisnya.
Contoh :
  • Semangatnya begitu keras bagaikan batu
  • Tangisan anak itu bagai suara kaset kusut.
  • Senyumnya manis bagai gula jawa

2.  Majas Personifikasi
Majas ini membuat benda mati seperti dapat melakukan sesuatu seperti yang dilakukan makhluk hidup.
Contoh :
  • Suara sirine ambulan meraung-raung membangunkan warga yang tengah tertidur
  • Dedaunan melambai-lambai tertiup angin
  • Peluit sang wasit menjerit panjang pertanda berakhirnya pertandingan

3. Majas Metafora
Majas ini digunakan sebagai bentuk kata kiasan untuk mengungkapkan sesuatu.
Contoh:
  • Perasaanku sejernih embun pagi
  • Dia adalah lelaki terkutuk
  • Di desa ini bersih dari sampah masyarakat

4. Majas Simbolik
Majas simbolik berarti majas yang digunakan untuk melukiskan sesuatu dengan menggunakan binatang, benda atau tumbuhan sebagai simbol.
Contoh :
  • Pemerintah tidak mau dijadikan kambing hitam atas aksi demo 4 november kemarin
  • Penyebab utama demo 4 november tidak dimeja hijaukan oleh pemerintah.
  • Memang kelakuan para hidung belang yang pandai memelintir kata untuk menipu.

5. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan secara eksplisit (jelas) antara dua hal dengan menggunakan kata penghubung,layaknya, ibarat, umpama, bak, bagai dan lain sebagainya.
Contoh :
  • Senyumanmu sungguh indah bagaikan bunga-bunga yang bermekaran
  • Wanita itu begitu cantik bak bidadari yang baru turun dari khayangan
  • Pendengaran anak itu sangat tajam seperti pendengaran kelinci.

6. Majas Metonomia
Penjelasan mudahnya seperti menggunakan merk atau nama khusus suatu benda sebagai pengganti benda lain yang lebih umum.
Contoh :
  • Perjalanan solo ke jakarta menggunakan garuda akan terasa lebih cepat (pesawat terbang)
  • Abang OB membawakan 5 gelas aqua untuk para tamu yang sedang menunggu (air minum)
  • Rojolele makin hari semakin mahal padahal upah buruh tak kunjung naik (beras)

7.Majas Sinekdoke
Majas sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan bagian untuk menggantikan keseluruhan atau sebaliknya menyebutkan keseluruhan untuk suatu bagian.

Ada dua jenis Majas Sinekdo :

Majas Sinekdo pars pro toto, atau diartikan majas yang menyatakan suatu bagian untuk keseluruhan.
contoh :
  • Perkepala diharuskan membayar Rp. 25.000 untuk bisa masuk ke bioskop tersebut
  • Hingga detik ini belum terlihat batang hidung anak itu.


Majas Sinekdoke totem pro parte, kebalikan dari majas sebelumnya. menggambarkan keseluruhan untuk suatu bagian hal.
Contoh :
  • Dalam pertandingan bulutangkis yang digelar semalam,
  • Indonesia sukses bisa memenangi laga bergengsi tersebut.
  • Solo akhirnya menjuarai cabang olahraga atletik di PON tahun ini.

MAJAS PERTENTANGAN


1. Majas Paradoks
Majas paradoks yaitu gaya bahasa yang menyajikan pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang ada.
Contoh :
  • Entahlah, dia selalu merasa sendirian ditengah kebisingan kota jakarta ini.
  • Ketegangan membuat semua orang kepanasan di ruang ber AC ini
  • Ditengah keributan yang ditimbulkan provokator selalu ada orang yang tetap tenang berkepala dingin.

2. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menyajikan pasangan kata berlawanan makna. Pasangan kata ini disajikan secara berurutan.
Contoh  :
  • Malam ini baik tua muda, orang dewasa maupun anak -anak semuanya larut dalam suasana gembira menyambut 17 Agustus
  • Jaminan masuk surga bukan karena miskin kaya
  • Besar kecil penghasilan kita jangan lupa untuk tetap bersedekah.

3. Majas Litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang dikecilkan atau direndahkan daripada kenyataannya.
Contoh :
  • Mengapa kamu bertanya kepada orang dungu seperti aku ini?
  • Mampirlah sebentar di gubuk kami ini
  • Makanlah seadanya, sekedar penghilang lapar

4. Majas Hiperbola
Majas Hiperbola adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang melebih-lebihkan dari kenyataan aslinya.
Contoh :
  • Ini adalah daftar karya-karya anak negeri yang mampu mengguncang dunia
  • Suara deru langkah para prajurit mengalahkan kebisingan suara kereta api ini.
  • Andi berlari pulang secepat kilat ketika mendengar kabar ayahnya pulang dari Australia.

MAJAS PENEGASAN


1. Majas Pleonasme
Majas Pleonasme adalah majas yang digunakan dengan menyatakan suatu hal yang sudah jelas tetapi tetap di beri tambahan kata lain untuk mempertegas maksudnya.
Contoh :
  • Lekas turun ke bawah, jika kau masih ingin mendapatkan jatah makan (turun ke bawah)
  • Para pelajar yang tengah melakukan tawuran langsung mundur kebelakang ketika polisi datang (mundur ke belakang)
  • Mendadak kelas menjadi sunyi senyap, saat mendengar langkah guru mendekat.

2. Majas Repitisi
Majas Repetisi adalah majas pengulangan suatu kata dalam beberapa frasa dengan tujuan menegaskan suatu maksud.
Contoh :
  • Dialah satu-satunya yang ku nanti, satu-satunya yang ku tunggu, satu-satunya yang kuharap datang untuk menghiburku
  • Cinta itu seru, cinta itu asik, cinta itu rumit tapi cinta juga bisa memabukkan jadi berhati hatilah jika sudah mengenal cinta
  • Main game, main game, main game hanya itu saja yang kamu lakukan sehari hari. Sana keluar cari angin biar sehat.

3. Majas Tautologi

Majas Tautologi adalah gaya bahasa dengan mengulang kata dalam sebuah kalimat untuk beberapa kali dengan tujuan sebagai penegasan maksud.
Contoh :
  • Hancur-luluh hatiku, ketika enkau putuskan semua jalinan cinta kita
  • Betapa sepi malam ini, betapa sunyi pengharapan ini.
  • Tetap bersamamu di dalam suka di dalam duka, waktu bahagia, waktu merana, masa tertawa masa kecewa

4. Majas Retorik
Majas retorika adalah gaya bahasa yang berupa kalimaat tanya tetapi sebetulnya tak perlu untuk dijawab.
Contoh :
  • Sholat jum’at dilakukan hari apa?
  • Apa ini orang yang selalu kamu sebut sebut itu?
  • Waktu kemarin jatuh dari atap apakah itu sakit?

5. Majas Paralelisme
Makas paralelisme adalah bentuk majas perulangan yang biasanya hanya digunakan untuk penegasan makna frase dalam sebuah puisi.
Contoh :
Sungguh aku mendengar
Sungguh aku melihat
Sungguh aku merasakan
Sungguh aku merinduimu
Sungguh aku mencintaimu

6. Majas Klimaks dan Anti-Klimaks
Majas Klimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan lebih dari dua hal secara berurutan dengan tingkatan semakin lama semakin meningkat. Sedangkan Anti – Klimaks kebalikan dari Klimaks.yaitu tingkatan yang semakin lama semakin menurun.
Contoh :
  • Hari itu semua orang mulai dari bayi, anak anak, remaja, orang dewasa hingga orang tua ikut turun ke jalan melakukan aksi demo menuntut seorang penista agama yang notabene seorang gubernur (Klimaks)
  • Tersedia ukuran baju dari mulai XXL, XL, L, M sampai yang terkecil S (Anti – Klimaks)

MAJAS SINDIRAN


1. Majas Ironi
Majas ironi yaitu majas yang digunakan dengan menyatakan sesuatu hal secara bertentangan dengan kenyataan.
Contoh :
  • Bau badanmu harum sekali, sampai sampai aku tak tahan.
  • Wah tulisanmu terlalu indah hinga tidak ada seorangpun bisa membacanya kecuali dia
  • Dia memang anak yang rajin, tugas dari guru menggunung tak tersentuh

2. Majas  Sarkasme
Majas sarkasme adalah majas sindiran yang disampaikan dengan konotasi paling kasar.
Contoh :
  • Sikapmu membuatku muntah. Pergi Kau!
  • Dasar Bodoh! kerja beginian saja kau tak becus!
  • Kau lelaki kere! menyesal aku pernah mengenalmu!


KONJUNGSI


KONJUNGSI ANTAR KLAUSA


1. Korelatif
Konjungsi korelatif digunakan untuk menghubungkan dua kata, frasa, klausa, yang memiliki status konjungsi setara. Konjungsi yang termasuk dalam konjungsi korelatif sebagai berikut:
  • Baik … maupun …
  • Jangankan … pun …
  • Bukan hanya … melainkan …
  • Entah … entah …
  • Sedemikian rupa … sehingga …
  • Tidak hanya … tetapi (juga) …

2. Subordinatif
Berbeda dengan konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif menghubungkan dua kata, frasa, klausa, yang memiliki status konjungsi bertingkat. Konjungsi subordinatif meliputi
- Pengandaian
andaikan, sekiranya, seandainya
 - Syarat
jika, kalau, asalkan, bila
- Waktu
sesudah, sebelum, setelah, sejak, ketika, sementara, selama, sehingga, sambil
- Tujuan
agar, supaya
- Cara
dengan
- Penjelasan
bahwa
- Pemiripan
seolah-olah, seakan-akan, seperti, sebagaimana
- Sebab
sebab, karena, oleh karena
- Konsesif
meskipun, walaupun, biarpun, sekalipun


3. Koordinatif
Konjungsi koordinatif hampir sama dengan konjungsi korelatif, perbedaannya adalah konjungsi ini terjadi pada klausa-klausa sederhana. Kata penghubung yang termasuk di dalam konjungsi koordinatif meliputi … dan … , … tetapi … , … atau … .

KONJUNGSI ANTAR KALIMAT

Suatu kalimat dapat dihubungkan dengan kalimat yang lain dengan menggunakan konjungsi antar kalimat. Konjungsi antar kalimat meliputi:
image




KONJUNGSI ANTAR PARAGRAF

Analog dengan dua jenis konjungsi di atas, konjungsi antar paragraf berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis. Konjungsi yang sering digunakan adalah terlebih lagi … , disamping … , oleh karena itu … , berdasarkan … , jadi … .

Contoh:
  Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa di minta. Akan tetapi sekarang semua tinggal kenangan. Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu.

  Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak.
 
  Berdasarkan cerita warga, mobil tiba-tiba oleng dan jatuh ke jurang. Warga yang melihat segera menolong. Akan tetapi posisi ayah dan ibu Rindu yang terjepit menjadi susah untuk dievakuasi.


TEKS BAHASA INDONESIA
TEKS NARASI
Narasi adalah jenis karangan fiksi atau tidak nyata yang menceritakan sebuah kisah dengan plot dan kronologi waktu yang disesuaikan dengan keinginan penulis. Tujuan dari penulisan narasi adalah sebagai media untuk menghibur pembaca melalui karangan fiksi penulis.

STRUKTUR :
1. Orientasi, yaitu gambaran mengenai tokoh, watak, latar, dan plot karangan,
2. Komplikasi, yaitu pengenalan konflik cerita,
3. Resolusi, yaitu gambaran tentang akhir cerita baik sedih maupun bahagia, dan
4. Coda, yaitu nilai atau pelajaran yang ingin disampaikan melalui penulisan karangan narasi.

Narasi memiliki karakteristik diantaranya sebagai berikut:
  • Menyajikan jenis karangan yang ditulis berdasarkan urutan waktu,
  • Disertai dengan tampilan dari pelaku utama dalam kejadian yang diceritakan, dan
  • Latar di dalam teks narasi dgambarkan dengan jelas. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis karangan narasi sering ditemukan di cerita pendek, roman, novel, dll.
Contoh:
Aku tersenyum dan mulai melangkah. Angin dingin mulai terasa dan menyusup ke sela-sela pakaianku. Aku memasukkan kedua telapak tanganku ke dalam saku jaket, berusaha menahan dinginnya angin yang menembus tubuh. Langkahku terhenti di depan perapian, aku duduk dan mulai mencoba menghangatkan tangan di atas panasnya tungku perapian………………..

TEKS DESKRIPSI

Merupakan jenis karangan yang berisi gambaran atau penjelasan terperinci dari sebuah objek. Penulisan karangan ini bertujuan untuk membuat pembaca seolah-olah merasakan, melihat, dan membayangkan apa yang dituliskan di dalam teks.

STRUKTUR :

1. Identifikasi, merupakan pengenalan umum dari keseluruhan isi teks yang kemudian dijabarkan dengan kalimat-kalimat penjelas yang lebih rinci, dan
2. Deskripsi, yaitu gambaran atau penjelasan yang lebih rinci tentang objek atau topik yang sedang ditulis.
Karangan deskripsi memiliki beberapa karakteristik diantarnya sebagai berikut:
  • Menggambarkan sebuah objek atau topik tertentu,
  • Memiliki tujuan untuk memberikan kesan agar pembaca seolah mengalami apa yang sedang objek deskripsikan,
  • Bersifat objektif, dan
  • Gaya penulisannya dapat menggunakan gaya metodereallistis (objektif), impresionistis (subjektif), dan sikap atau gaya penulis.
Contoh:
Rumahku berada di Jalan Teluk Grajagan no 29 Blitar. Rumah kecil dengan 3 kamar ini di cat dengan warna kuning. Atap rumahku terbuat dari genteng tanah liat. Pagar rumahku dicat warna hitam, dengan satu bel lonceng yang tergantung di ujung kiri pagar……………….

  Merupakan jenis karangan yang  berisi langkah-langkah, tahapan, atau prosedur dari pembuatan atau pelaksanaan sebuah kegiatan. Tujuan penulisan teks prosedur adalah untuk berbagi cara atau petunjuk yang dimiliki oleh penulis aga pembaca lebih mudah memahami dan mengikuti melalui teks yang ditulis.


  • Tujuan, merupakan bagian yang menyatakan tujuan dari sebuah kegiatan. Biasanya teks prosedur dapat langsung dikenali dengan membaca judulnya, misalnya Cara Pembuatan Bakpia, dll,
  • Bahan, yaitu berisi mengenai bahan dan peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan, dan
  • Langkah, merupakan panduan tahapan untuk melakukan sebuah kegiatan.
Contoh:
Cara Memasak Nasi Goreng Mantap Jiwa
Sebelum memasak, terlebih dahulu persiapkan alat dan bahan-bahan berikut ini:
Alat: ……………………………..
Bahan: …………………………..
Setelah persiapan alat dan bahan selesai, selanjutnya lakukan tahapan berikut dengan urut ya.
………………………..
………………………..
Sajikan dalam piring dan nikmatilah bersama orang terdekat.
Sekian tahapan dari memasak nasi goreng mantap jiwa. Semoga anda menyukai resep kami. Terakhir kami ucapkan selamat menikmati hasil masakan sendiri!

TEKS LAPORAN

Merupakan jenis karangan yang berisi informasi atau laporan tentang sebuah topik. Biasanya jenis karangan ini banyak ditemukan di berita surat kabar. Karangan ini dapat ditulis dengan pengamatan umum atau sepintas, serta pengamatan dengan observasi langsung. Adapaun tujuan dari penulisan adalah untuk menyampaikan sebuah informasi kepada pembaca secara jelas dan umum berdasarkan hasil pengamatan.

STRUKTUR

  • Klasifikasi umum yaitu pengelompokan atau pembagian paparan informasi yang dijelaskan secara umu, dan
  • Deskripsi yang berisi tentang penjelasan dari informasi utama, kemudian dibagi menjadi beberapa pokok bahasan yang akan dibahas secara umum.

Contoh:
Banjir Kembali Melanda Ibu Kota, Bogor Siaga
Jakarta, hari ini (23/12) Jakarta kembali dilanda banjir. Banjir terjadi akibat curah hujan deras yang mengguyur selama 3 hari berturut-turut. Kali ini banjir melanda wilayah Jakarta Selatan dari Sungai A. …………….

TEKS EKSPOSISI

Merupakan jenis karangan yang berisi paparan sebuah kejadian atau informasi yang bersifat padat dan akurat. Teks eksposisi biasanya ditemui dalam karangan non fiksi yang bersifat ilmiah.

STRUKTUR

1. Tesis, yaitu pembukaan atau bagian pengenalan tentang sebuah informasi yang akan dibahas di dalam teks,
2. Argumentasi yaitu pokok pembahasan atau inti bahasan teks, dan
3. Penegasan yang berisi tentang penegasan dari pokok pembahasan yang fungsinya untuk menguatkan paparan informasi.

Karangan eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berisi penjelasan informasi yang factual,
2. Tanpa adanya unsur untuk mempengaruhi dan memaksakan kehendak,
3. Berisi analisis dan penafsiran sebuah fakta yang disampaikan dengan objektif,
4. Beberapa karangan eksposisi menjelaskan tentang kronologi dan proses terjadinya sesuatu.

GAGASAN UTAMA

Gagasan utama adalah inti permasalahan yang diungkapkan dalam sebuah paragraf. Letak gagasan utama berada di dalam kalimat utama. Letak kalimat utama kemungkinannya ada tiga, yaitu di awal, akhir, dan awal dan akhir paragraf.

  • Letak Kalimat Utama
1. Terletak di awal paragraf (disebut paragraf deduktif) berpola Umum – Khusus.
2. Terletak di akhir paragraf (disebut paragraf induktif) berpola Khusus – umum.
3. Terletak di awal dan akhir paragraf (disebut paragraf campuran) berpola Umum – Khusus - umum
4. Terletak di tengah paragraf (disebut paragraf Inneratif) berpola khusus – umum – khusus

Cara Mencari Kalimat Utama
1. Membaca secara intensif isi paragraf
2. Menentukan kalimat utama pada paragraf
3. Menentukan unsur inti kalimat utama
Unsur inti sebuah kalimat adalah S+P (Subjek+Predikat)
4. Unsur inti dalam kalimat utama adalah gagasan utama

DAFTAR PUSTAKA


Langkah Penulisan Daftar Pustaka :


1. Struktur penulisan dalam daftar pustaka harus diawali dengan Nama Penulis, Tahun Terbit, Judul , Kota Penerbit dan yang terakhir adalah Nama Penerbit.

2. Setelah penulisan Nama, Tahun , Judul dan Penerbit akhiri dengan menggunakan tanda titik (.) dan setelah Nama Kota Penerbit diakhiri dengan titik dua (:).

3. Jika nama pengarang mempunyai 2 suku kata atau lebih. Maka dalam penulisan namanya dibalik dengan syarat antara kata pertama dan kedua di beri tanda koma (,).
Contoh:
nama pengarang adalah Abdul Khadir maka di daftar pustaka ditulis: Khadir, Abdul.

4. Jika nama penulis terdiri dari 3 suku kata atau lebih. Maka nama yang terakhir diletakan didepan dan diikuti tanda koma (,).
Contoh:
Yudhoyono, Susilo Bambang.

5. Jika pengarangnya ada 2 orang, maka hanya nama pengarang yang pertama yang dibalik , lalu antara nama pengarang yang pertama dan kedua di beri kata ‘dan’.

6. Susunan penulisan daftar pustaka harus berurutan dari A-Z sesuai dengan huruf di awal dari Nama Penulis.
Untuk penulisan nama, gelar akademis, gelar keagamaan, dan sebagainya tidak dicantumkan. Contoh: Dian. Sastro, M. Pd cukup ditulis: Sastro, Dian.

Contoh Daftar Pustaka :
  • Khadir, Abdul. 2005. Kisah Orang Mualaf. Surabaya: Gramedia.
  • Yudhoyono, Susilo Bambang. 2016. Panduan Perang. Jakarta: Gramedia.


UNSUR INTRINSIK
1. TEMA
Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa, persahabatan dan lain-lain
2. TOKOH DAN PENOKOHAN


Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut. Sedangkan Penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita. Watak yang diberikan dapat digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan dalam melihat suatu masalah.
Ada 4 jenis tokoh yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:

  • Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai sifat yang baik.
  • Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan daripada tokoh
    protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki, sombong, angkuh, congkak dan lain-lain.
  • Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
  • Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan warna dalam cerita.

3. ALUR

Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Tahapan-tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis. Diantaranya:
  • Tahap perkenalan
  • Tahap penanjakan
  • Tahap klimaks
  • Anti klimaks
  • Tahap penyelesaian

Ada 3 Macam Alur  yaitu :
  • Alur Maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh, situasi lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir penyelesaian konflik. Intinya adalah, pada alur maju ditemukan jalan cerita yang runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.
  • Alur Mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak urut. Bisa saja penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok kembali peristiwa yang menjadi sebab konflik itu terjadi.
  • Alur Campuran. Gabungan dari 2 macam alur tersebut.

4. SETTING (LATAR)
  Setting atau latar mengacu pada waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita tersebut. Latar akan memberikan persepsi konkret pada sebuah cerita pendek. Ada 3 jenis latar dalam sebuah cerpen yakni latar tempat, waktu dan suasana.
5. SUDUT PANDANG
  Sudut pandang merupakan strategi yang digunakan oleh pengarang cerpen untuk menyampaikan ceritanya. Baik itu sebagai orang pertama, kedua, ketiga. Bahkan acapkali para penulis menggunakan sudut pandang orang yang berada di luar cerita.
6. GAYA BAHASA
  Gaya bahasa merupakan ciri khas sang penulis dalam menyampaikan tulisannya kepada publik. Baik itu penggunaan majasnya, diksi dan pemilihan kalimat yang tepat di dalam cerpennya.
7. AMANAT
  Amanat (Moral value) adalah pesan moral atau pelajaran yang dapat kita petik dari cerita pendek tersebut. Di dalam suatu cerpen, moral biasanya tidak ditulis secara langsung, melainkan tersirat dan akan bergantung sesuai pemahaman pembaca akan cerita pendek tersebut.

PANTUN

Pantun merupakan jenis puisi lama dalam kesusastraan bahasa Indonesia. Puisi lama asli Indonesia ini lazimnya terdiri dari empat larik (baris) tiap baitnya dan bersajak a-b-a-b. Keseluruhan bentuk pantun hanyalan berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak pada baris pertama dan kedua, sedangkan isi terletak pada baris ketiga dan keempat yang merupakan tujuan dari puisi tersebut.

STRUKTUR

1. Sampiran, terletak pada dua baris pertama dan biasanya tidak ada hubungan dengan bagian kedua (isi).
2. Isi, dua baris terakhir yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

KAIDAH KEBAHASAAN

1. Diksi, adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.

2. Bahasa Kiasan, adalah bahasa yang digunakan pelantun untuk menyampaikan makna secara tidak langsung . Bahasa kiasan ini biasanya berupa peribahasa atau ungkapan tertentu untuk menyampaikan makna berita.

3. Imaji, penggambaran yang dicipatakan oleh pelantun secara tidak langsung. Hal yang dapat dilihat atau seolah-olah digambarkan dalam teks pantun adalah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil).

4. Bunyi, biasanya muncul dari kiasan, imaji, serta diksi yang diciptakan ketika menuturkan pantun. Dalam bunyi, akan terlihat unsur rima (rhyme) dan ritme (rhytm). Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada pantun, sedangkan irama adalah turun naiknya suara secara teratur. Bunyi selain untuk memperindah bunyi pantun, diciptakan juga agar pelantun dan pendengar lebih mudah mengingat serta mengaplikasikan pesan moral dan spiritual yang terdapat dalam teks pantun.

KALIMAT SIMPLEKS DAN KOMPLEKS


Kalimat Kompleks adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu struktur dan satu verba utama karena di dalam kalimat ini terkandung lebih dari satu aksi (Predikat), peristiwa, atau keadaan.
Sedangkan, Kalimat Simpleks hanya terdiri dari satu struktur dengan satu verba (predikat) utama. Biasanya kalimat simpleks hanya memilki pola S P O atau S P O K.
Di dalam kalimat komplek ada 2 struktur kalimat yang biasanya dihubungkan dengan konjungsi, tetapi terkadang struktur tersebut hanya dihubungkan dengan tanda koma bahkan tidak ditunjukan oleh tanda baca atau konjungsi apapun.

Contoh perbedaan Kalimat kompleks dan kalimat simpleks:
1. Tomat dan terung tergolong ke dalam jenis sayur-sayuran.
2. Tomat dan terung yang ada di kebun itu tergolong ke dalam jenis sayur-sayuran.
3. Kamu akan mendapatkan nilai yang baik apabila belajar dengan giat.
4. Apel yang berukuran kecil itu jenis apel Indonesia dan yang besar tergolong dalam jenis apel Amerika.

Penjelasan :
Kalimat no 1 dan 2 merupakan contoh kalimat simple karena hanya memiliki satu verba utama yaitu “tergolong “ sedangkan kata “yang ada di kebun itu” pada kalimat no.2 bukanlah verba utama namun hanya sebagai penjelas nomina yang ada di depannya sehingga kalimat tersebut bisa dibuang.

Tomat dan terung tergolong ke dalam jenis sayur-sayuran.
           S                       P(V)                            Ket.
Sedangkan kalimat no 3 dan 4 merupakan kalimat kompleks karena pada kalimat tersebut terdapat 2 struktur kalimat yang dihubungkan dengan konjungsi . Pada kalimat pertama Verba utamanya adalah “Mendapat” dan “Belajar” dan konjungsi “apabila”. kemudian pada kalimat no 4 verba utamnya adalah “jenis” dan “tergolong” dan dihubungkan dengan konjungsi “dan”.

Kamu akan mendapat nilai yang baik apabila kamu belajar dengan giat.
   S                P(V)             O                                S        V                 Ket.



JENIS KATA


Kata baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa yang telah di tentukan, Atau kata baku merupakan kata yang sudah benar dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia
Contoh :
Misalnya seperti: aktif, pasif, apotek, efektif, karena, foto, biosfer, bus, objek, november, praktik, negeri, teknik, daftar, nasihat dan lain-lain.
Kalimatnya: Pada hari ini saya akan keluar kota.

Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa sudah ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering digunakan saat percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur
Contoh :
Misalnya seperti: aktip, pasip, apotik, efektip, karna, poto, biosfir, bis, obyek, nopember, praktek, negri, tekhnik, nasehat dan lain-lain.
Kalimatnya: Saya akan keluar kota pada hari ini.

MACAM – MACAMNYA :
1. Nomina (kata benda) pohon besar, meja, kursi, kendaraan, rumah
2. Verba (kata kerja) menulis, membaca, menghitung, memasak, menyapu, menyiram
3. Adjektiva (kata sifat) sangat cantik, aman, manis, alami, jasmani, kecil, besar, tinggi
4. Konjungsi (kata penghubung) meskipun, walaupun, dan, atau, tetapi, supaya, karena, dengan
5. Interjeksi (kata seru) aduh, astaga, wah, hai, aduhai, bah, amboi
6. Artikulus (kata sandang) sang, si, para, hang, sri
7. Kata partikel kah, lah, tah, pun
8. Kata ganti dia, mereka, anda, kita, kami, -nya
9. Kata bilangan kesatu, seperdua, satu, sepersepuluh, ketiga
10. Kata depan untuk, guna, tentang, pada, oleh, ke, dari
1. Nomina (kata benda) pohon besar, meja, kursi, kendaraan, rumah
2. Verba (kata kerja) menulis, membaca, menghitung, memasak, menyapu, menyiram
3. Adjektiva (kata sifat) sangat cantik, aman, manis, alami, jasmani, kecil, besar, tinggi
4. Konjungsi (kata penghubung) meskipun, walaupun, dan, atau, tetapi, supaya, karena, dengan
5. Interjeksi (kata seru) aduh, astaga, wah, hai, aduhai, bah, amboi
6. Artikulus (kata sandang) sang, si, para, hang, sri
7. Kata partikel kah, lah, tah, pun
8. Kata ganti dia, mereka, anda, kita, kami, -nya
9. Kata bilangan kesatu, seperdua, satu, sepersepuluh, ketiga
10. Kata depan untuk, guna, tentang, pada, oleh, ke, dari
PENULISAN ALAMAT SURAT

1. Alamat yang dituju ditulis di sebelah kiri surat pada jarak tengah antara hal surat dan salam pembuka. Posisi alamat surat pada sisi sebelah kiri ini lebih menguntungkan daripada dituliskan di sebelah kanan karena kemungkinan pemenggalan alamat tidak ada. Jadi, alamat yang cukup panjang pun dapat dituliskan tanpa dipenggal karena tempatnya cukup leluasa.

2. Alamat surat tidak diawali kata kepada karena kata tersebut berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan arah. (Alamat pengirim pun tidak didahului kata dari karena kata dari berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan asal).

3. Alamat yang dituju diawali dengan Yth. (diikuti titik) atau Yang terhormat (tidak diikuti titik).

4. Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju, biasanya penulis surat mencantumkan sapaan Ibu, Bapak, Saudara atau Sdr.

5. Jika nama orang yang dituju bergelar akademik yang ditulis di depan namanya, seperti Drs., Ir., dan Drg., kata sapaan Bapak, Ibu, atau Saudara tidak digunakan. Demikian juga, jika alamat yang dituju itu memiliki pangkat, seperti sersan atau kapten, kata sapaan Bapak, Ibu atau Saudara tidak digunakan. Jika yang dituju adalah jabatan orang tersebut seperti direktur PT atau kepala instansi tertentu, kata sapaan Bapak, Ibu, atau Sdr. tidak berimpit dengan gelar, pangkat, atau dengan jabatan.


Perhatikan contoh penulisan alamat yang benar:
Yth. Bapak Syakuro, B.A.
Yth. Bapak Darwino
Yth. Ir. Mariani
Yth. Kepala Desa Tajur
Yth. Kapten Sum.o

6. Penulisan kata jalan tidak singkat. Kemudian, nama gang, nomor, RT, dan RW biasanya dituliskan lengkap dengan huruf kapital setiap awal kata. Selanjutnya, nama kota dan provinsi dituliskan dengan huruf awal kapital, tidak perlu digarisbawahi atau diberi tanda baca apa pun. Seperti pada alamat pengirim, pada alamat yang dituju pun perlu dicantumkan kode pos jika kota tersebut telah memilikinya untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian surat Anda ke alamat yang dituju.

FAKTA DAN OPINI


FAKTA
Pengertian fakta adalah kejadian atau keadaan yang benar-benar terjadi dan bukan mitos serta pernah dilihat oleh manusia itu sendiri atau telah dilakukan suatu pengujian dan pemastian di khalayak umum. Fakta dapat disebut juga sebagai hasil dari pengamatan secara objektif yang dapat di verifikasi kebenarannya oleh siapapun.

OPINI
Pengertian opini sendiri merupakan suatu ide, pikiran, atau pendapat yang biasanya bersifat tidak objektif serta belum di sahkan kebenarannya. Seperti suatu prediksi dimana belum terdapat orang yang dapat memastikan bahwa hal tersebut benar benar ada atau terjadi. Meskipun opini bukan merupakan fakta, namun apabila opini tersebut dapat dibuktikan kebenarannya maka opini tersebut akan berukan menjadi fakta.

CARA MEMBEDAKAN OPINI DAN FAKTA
  Seperti yang telah kita ketahui pada ciri-cirinya diatas, fakta mempunyai data yang teruji keakuratannya dan bersifat objektif maka itu dapat dikategorikan sebagai fakta, dengan menggunakan imajinasi Anda apakah kalimat tersebut adalah hal yang benar telah terjadi ataupun cuma pendapat orang saja.

  Dalam kalimat opini biasanya terdapat kata-kata seperti bisa jadi, seharusnya, saya rasa, dan lain sebagainya, karena kata-kata tersebut menunjukkan bahwa kalimatnya masih dalam perencanaan atau pendapat dan belum terbukti kebenarannya. Berikut ciri-ciri kalimat opini.
1. Bersifat subyektif serta dilengkapi dengan uraian tentang pendapat, saran, atau suatu prediksi.
2. Tidak dapat dibuktikan kebenaranya.
3.Atas pemikiran sendiri dan tidak ada narasumber.
4.Tidak memiliki data dan bukti yang teruji keakuratannya.
5.Menunjukkan peristiwa yang belum atau mungkin akan tejadi pada masa mendatang dan berupa rencana.
6.Pendapat atau argumen seseorang saja.

2 Responses to "Rangkuman Bahasa Indonesia Untuk UNBK"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel