Biopori Untuk Mengurangi Banjir Dan Sampah Organik

biopori2
   
Masalah :      
    Permasalahan banjir yang melanda sebagian wilayah di Indonesia dewasa ini, lebih banyakdisebabkan oleh ulah manusia sendiri. Serta curah hujan yang cukup tinggi yang mengakibatkan banjir didaerah dataran rendah maupun tinggi. Dan resapan tanah yang tidak mencukupi dalam penampung air dengan intensitas yang besar. Penyebab lain adalah pembuangan sampah di aliran badan air, sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar yang pada akhirnya mengakibatkan luapan air
     
 
Penyebab :  
   
  • kurangnya kesadaran manusia untuk tidak membuang sampah ke aliran air.
  • Penyebab banjir di perkotaan lebih banyak disebabkan oleh lahan resapan air yang semakin berkurang dan tidak lancarnya aliran air akibat sampah yang dibuang ke badan air tersebut. 
  • Sebab menurunnya daerah resapan air adalah akibat dari terjadinya alih fungsi lahan.
  • kegiatan penebangan pohon di hutan yang tidak diikuti dengan penanaman kembali.
  • pembangunan gedung, sehingga banyak permukaan tanah yang tertutup bangunan atau lapisan yang kedap air.  
 Solusi :

   Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah.kemudian diisi dengan sampah organik yang berfungsi untuk menghidupkan mikroorganisme tanah, seperti cacing. Mikroorganisme atau fauna dalam tanah ini akan membentuk pori-pori atau terowongan dalam tanah (biopori) yang dapat mempercepat resapan air ke dalam tanah secara horizontal.

  Rumusan Masalah :    

               

  Genangan air hingga menyebabkan banjir terjadi akibat air hujan yang tidak dapat meresap ke dalam tanah dan tersumbatnya saluran air akibat sampah. Permasalahan tersebut dapat dicegah dengan pembuatan lubang resapan biopori. Dari solusi yang telah diberikan, dapat dikemukakan rumusan masalahnya, antara lain:
       1) Bagaimana cara pembuatan biopori?      
       2) Apa saja manfaat biopori?       
       3) Apa saja kendala pembuatan biopori?

Pembuatan Biopori :

  
Lokasi :
  Cari lokasi yang tepat untuk membuat lubang LRB, yaitu pada daerah air hujan yang mengalir seperti taman, halaman parkir, dsb nya. Baik lahan tersebut sudah tertutup dengan plesteran ataupun paving block. Pemilihan lokasi pembuatan lubang biopori sebaiknya di tempat yang cukup bebas dari lalu lalang manusia.
Alat :
  • Sekop
  • Bor Tanah
  • Bor Khusus Biopori ( Optional )

Bahan :

  Sampah organik. Sampah organik dapat berasal dari sisa-sisa makanan, yang berupa sayur dan buah-buahan, daun-daun kering, ranting pohon, sampah pemotongan rumput dan lainnya.

Proses :

1) Buat lubang silindris ke dalam tanah menggunakan bor dengan diameter 10-30 cm, kedalaman     sekitar 100cm atau disarankan tidak melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran atau alur  yang telah dibuat. Jarak antar lubang dapat dibuat 50-100cm.

2) Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2-3 cm, setebal 2 cm disekeliling mulut   lubang atau bisa ditutup dengan ring dari baja.

3) Segera isi lubang LRB dengan sampah organik yang yang telah disiapkan yang berasal dari sisa  tanaman yang dihasilkan dari dedaunan pohon, pangkasan rumput atau sampah dapur

4) Sampah organik harus selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang atau  menyususut karena proses penguraian sampah oleh organisme.

5) Kompos yang dihasilkan dalam lubang biopori dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau  bersamaan dengan pemeliharaan lubang.

Perhitungan Jumlah Lubang Biopori :     

   

Banyaknya lubang yang perlu dibuat dapat dihitung menggunakan persamaan:

jumlah_lrb

Contoh: 

Untuk daerah dengan intensitas hujan 50mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180L/jam) pada 100m2 bidang kedap, perlu dibuat sebanyak:


            (50 x 100) : 180 = 28 lubang


       Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm kedalaman 100 cm, setiap lubang dapat menampung 7,8 L sampah organik, sehingga tiap lubang dapat diisi sampah organik 2-3 hari sampai penuh. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi sampah organik yang dihasilkan selama 56-84 hari. Hasil dari sampah organik di dalam lubang biopori berupa kompos yang dapat dipanen setelah 4-6 bulan pada saat musim kemarau, untuk selanjutnya dapat diisi kembali dengan sampah organik.
   
Manfaat Biopori :      
  • Meningkatkan daya resap air
       Adanya lubang resapan biopori tentu akan menambah bidang resapan air. Seiring meningkatnya  pembuatan lubang resapan biopori akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.
  • Mencegah banjir      
     Keberadaan lubang biopori dapat menjadi salah satu solusi dari masalah tersebut. Bila setiap   rumah, kantor atau tiap bangunan memiliki biopori berarti jumlah air yang segera meresap ke tanah tentu lebih banyak dan dapat mencegah terjadinya banjir.
  • Meningkatkan kualitas air tanah      
     Organisme atau fauna yang berperan dalam penguraian sampah di lubang biopori mampu      membuat sampah menjadi mineral-mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Sehingga       membuat tanah yang berkualitas.
  • Tempat Pembuangan Sampah Organik     
     Sampah organik dapat dibuang ke dalam lubang biopori tersebut. untuk menjadi bahan bagi Biopori.
  • Mengubah sampah organik menjadi kompos      
        Sampah menjadi sumber energi bagi organisme tersebut. Sampah yang diuraikan akan menjadi kompos. Sehingga tentu saja selain berfungsi sebagai area peresapan air, lubang biopori juga berfungsi sebagai “produsen” kompos.
  • Memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman      
          Peranan fauna dan akar-akar tanaman akan terus menjaga terbentuknya rongga-rongga dalam
tanah, tanpa adanya campur tangan manusia.
  • Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air      
          Berfungsinya lubang resapan biopori tentu akan mengurangi genangan air, sehingga berbagai
macam penyakit akibat genangan air atau banjir seperti penyakit demam berdarah dan malaria dapat dihindari
  • Membantu mencegah terjadinya pemanasan global.      
          Sampah tersebut akan terurai menjadi humus, sehingga tidak cepat diemisikan ke atmosfer      sebagai gas rumah kaca.
      
Kendala Yang Dihadapi :
a) Kurangnya kepedulian masyarakat dalam usaha penanggulangan banjir. Sebagian masyarakat di     sekitar kita kurang peduli bahwa tanggung jawab untuk menanggulangi banjir adalah tanggung   jawab bersama, bukan tanggung jawab pemerintah saja.
b) Rasa malas untuk mau memilah sampah organik dan anorganik.
  
c) Kurang yakin akan dampak baik dari pelestarian lingkungan dengan memilah sampah dan  menjadikannya kompos

0 Response to "Biopori Untuk Mengurangi Banjir Dan Sampah Organik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel